ilmu
pengetahuan
Ilmu
pengetahuan dapat diartikan secara terpisah yaitu menjadi ilmu dan pengetahuan
yang memiliki artinya masing-masing.Ilmu sendiri artinya menurut Wikipedia
adalah,seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia.Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti.Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.Sedangkan Pengetahuan menurut
Wikipedia
adalah informasi yang telah dikombinasikan
dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap
sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan
berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk
menindaki.
Menurut Saya sendiri,ilmu sendiri
artinya adalah suatu cara agar seseorang dapat mengerti,menyadari dan
mengetahui dengan pasti suatu hal atau kemampuan dengan melakukan beberapa
proses pembelajaran yang telah dilakukannya.Sedangkan pengetahuan adalah
informasi yang telah didapatkan melalui ilmu yang telah diperoleh.Informasi
tersebut juga bisa berkembang sesuai dengan ilmu yang telah didapatkan oleh
seseorang.Dan pengetahuan tersebut juga digunakan untuk meningkatkan ilmu yang
telah dikuasai.Jadi dapat disimpulkan ilmu dan pengetahuan saling berkaitan satu
sama lainnya.
Seperti yang sudah Saya
jelaskan di atas,bahwa pengetahuan diperoleh dari ilmu yang kita pelajari.Dan
ternyata dalam mempelajari ilmu tersebut terdapat banyak cara dan terbagi
menjadi dua jenis.Yang pertama adalah dengan pendidikan formal.Pendidikan formal
bisa diperoleh saat kita bersekolah atau bisa didapatkan melalui les
privat.Pendidikan formal hanya memberikan ilmu-ilmu dasar pengetahuan yang
digunakan untuk tahap berikutnya.Artinya ilmu tersebut dipelajari agar kita
bisa terus berkembang mengikuti pengetahuan yang kian hari makin banyak dan
luas.Contohnya saat kita masih Tk,kita diajari membaca dan berhitung,setelah
kita naik kelas ilmu yang telah kita peroleh dipergunakan bukan saja untuk
sekedar membaca dan berhitung saja.Setelah sampai pada tingkat yang
tinggi,kemampuan membaca kita juga bisa dipergunakan untuk berpidato,berdiskusi
atau hal lainnya.
Selain pendidikan
formal,ilmu juga bisa dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya(non-formal).Hal
ini mungkin yang masih sangat jarang dilakukan oleh masyarakat karena
memerlukan ketekunan dan perjuangan yang lebih keras namun hasilnya
sepadan.Belajar dari interaksi dengan lingkungan maksudnya adalah kita
mempelajari pengalaman orang lain,mengikuti apa yang orang lain lakukan dengan
catatan orang yang kita ikuti adalah orang yang telah disebut berhasil dalam
bidangnya.Contoh yang berhasil dalam menimba ilmunya walau tidak mengenyam
pendidikan formal adalah Bob Sadino.Beliau
bisa dikatakan orang yang “bodoh” namun kaya akan ilmu yang
membuatnya menjadi sukses.Bob menyimpulkan di dalam masyarakat ada 4 jenis
manusia,yakni orang yang tahu,orang yang bisa,orang yang terampil dan orang
yang ahli.Orang yang tahu dikelompokkan dengan orang yang mengenyam pendidikan
dan mempelajari teori-teori namun tanpa aksi.Sedangkan orang yang bisa
dikelompokkan dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan namun melakukan
suatu usaha meskipun sering kali gagal.Setelah itu,orang yang ahli adalah orang
yang sudah berpengalaman banyak dalam bidangnya dan jarang melakukan kesalahan
dikarenakan telah belajar banyak.Dan terakhir orang yang ahli adalah orang yang
sangat berpengalaman dan memiliki banyak ilmu dan mampu mengembangkannya.Itulah
kira-kira perbedaan antara ilmu yang didapatkan dari pendidikan formal dan
nonformal.
Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
deskrisi,hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
Probabilitas adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma
masakan tersebut.
Ada pun klasifikasi lain,yaitu
Pengetahuan Secara
etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difinisi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi.
Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi.
1)
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan
tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk
tahu.
2)
Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara
langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek)
memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam
kesatuan aktif.
3)
Pengetahuan adalah segenap
apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya
ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah kekayaan mental yang
secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita.
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap
sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal,
dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang
bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun,
baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah
informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme
tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung
kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik
berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan
lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto,
2003).Ruang Lingkup pengetahuan secara ontologi, epistomologi dan aksiologi ada
tiga yaitu Ilmu, Agama dan Seni.
Ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh seharusnya bisa diterapkan
dengan benar oleh setiap orang jika pada saat proses mereka mendapatkan
pengetahuan tersebut,mereka lakukan dengan benar dan tidak melakukan
kecurangan.Karena jika mereka melakukan kecurangan berarti mereka belum
mendapatkan pengetahuan secara keseluruhan dan belum bisa dianggap berhasil.Bisa
dilihat contohnya yaitu adalah pemerintah Indonesia,mereka adalah orang-orang
yang dianggap “pintar”,namun malah melakukan kecurangan terhadap pekerjaan
mereka.
Pengetahuan
bisa disebut sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang
setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.Dalam
pengertian lain, pengetahuan adalah
pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan
tersebut.
Faktor
– Faktor yang mempengaruhi dalam diri seseorang:
1.
Pendidikan: Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa.
2. Media massa / informasi: Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa
3. Social budaya dan ekonomi: Kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan: Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman: Pengalaman sebagai sumber pengetahuan
adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu.
6. Usia: Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap
dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik.
Terkadang ada pula yang menyatakan pengetahuan itu sama
dengan sains.Padahal pengetahuan dan sains memiliki definisi dan arti
yang berbeda.Jika kita tadi sudah mengetahui bahwa pengetahuan adalah segala
informasi atau kemampuan yang telah diperoleh dari usaha kita menimba ilmu,sedangkan
sains memang artinya adalah pengetahuan,namun tidak setiap pengetahuan
adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis. Bagaimana cara menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu?
Jawabnya pengetahuan itu harus dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan,
dibesarkan dan diasuh oleh matematika, logika, bahasa, statistika dan metode
ilmiah. Maka seseorang yang ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang
banyak dan memiliki pengetahuan tentang logika, matematika, statistika dan
bahasa. Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah oleh suatu metode tertentu.
Metode itu ialah metode ilmiah. Pengetahuan tentang metode ilmiah diperlukan
juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menjadi ilmu dan
menarik pengetahuan
lain yang dibutuhkan untuk melengkapinya.
Untuk bepengetahuan seseorang cukup buka mata,
buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu, maka
metodenya menjadi lebih serius. Tidak sekedar buka mata, buka telinga, pahami
realitas, hafalkan, sampaikan, secara serampangan. Seseorang yang ingin berilmu, pertama kali ia harus membaca langkah terakhir manusia berilmu,
menangkap masalah, membuat hipotesis berdasarkan pembacaan langkah terakhir
manusia berilmu, kemudian mengadakan penelitian lapangan, membuat pembahasan
secara kritis dan akhirnya barulah ia mencapai suatu ilmu. Ilmu yang
ditemukannya sendiri.
Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu
dapat disebut sebagai ilmu.Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu
banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang
terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari
adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
2.
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin
kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah.
3.
Sistematis. Dalam
perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang
hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar
ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Pada prinsipnya ilmu
merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan
teliti dengan menggunakan berbagai metode.Ilmu dapat merupakan suatu metode
berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan
dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh melalui observasi,
eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif dengan
menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak
dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara
komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten
mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan
logika dan dapat diamati panca indera manusia.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan
ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek
material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu
filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut. Ilmu merupakan suatu bentuk
aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu lebih lengkap dan
lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu
kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar
hidupnya.
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Pada umumnya metodologi yang
digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini menunjukkan pada dua
macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang
dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yang menunjukkan pada sifat bahan yang
diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi
secara indrawi. Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut
observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak
pada kelangsungan proses yang runut dari segenap tahapan prosedur ilmiah
tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut.
Sering kali dilakukan bersamaan.Ilmu dalam usahanya untuk
menyingkap rahasia-rahasia alam haruslah mengetahui anggapan-anggapan
kefilsafatan mengenai alam tersebut.
Untuk
bepengetahuan seseorang cukup buka mata, buka telinga, pahami realitas,
hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu, maka metodenya menjadi lebih serius.
Tidak sekedar buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan,
secara serampangan. Seseorang yang ingin berilmu, pertama kali ia harus membaca
langkah terakhir manusia berilmu, menangkap masalah, membuat hipotesis
berdasarkan pembacaan langkah terakhir manusia berilmu, kemudian mengadakan
penelitian lapangan, membuat pembahasan secara kritis dan akhirnya barulah ia
mencapai suatu ilmu. Ilmu yang ditemukannya sendiri.
Apa
maksud “membaca langkah terakhir manusia berilmu” ? Postulat ilmu mengatakan
bahwa ilmu itu tersusun tidak hanya secara sistematis, tetapi juga terakumulasi
disepanjang sejarah manusia. Tidak ada manusia, bangsa apapun yang secara
tiba-tiba meloncat mengembangkan suatu ilmu tanpa suatu dasar pengetahuan
sebelumnya. Katakanlah bahwa sebelum abad renaisansi di Eropa, bangsa Eropa
berada dalam kegelapan yang terpekat. Karena larut dalam filsafat skolastik
yang mengekang ilmu dan peran gereja. Para ilmuwan dan para filsafat abda itu
tentu memiliki guru-guru yang melakukan pembacaan terhadap mereka tentang
sampai batas terakhir manusia berilmu di zaman itu. Ilmu kimia abad modern
sekarang adalah berpijak pada ilmu kimia, katakanlah abad 10 masehi yang berada
di tangan orang-orang Islam. Dan ilmu kimia di abad 10 masehi itu tentu bepijak
pula pada ilmu kimia abad 3500 tahun sebelum masehi, katakanlah itu misalanya
dari negri dan zaman firaun.
Jadi
seseorang yang ingin berilmu manajemen, misalnya, maka ia harus mengumpulkan
dulu pengetahuan-pengetahuan mnajemen yang telah disusun sampai hari kemarin
oleh para ahli ilmu tersebut dan merentang terus kebelakang sampai zaman yang
dapat dicapai oleh pengetahuan sejarah.
Cara
praktis, cepat, kompatibel, kredibel, aksesibel, dan lain-lain bel positif
lainnya, untuk berilmu ialah dengan sekolah formal, dari SD hingga S3.
Beruntunglah kawan-kawan yang bisa meraih gelar sarjana. Gelar magister dan
seterusnya. Memang sekalipun gelar sudah s3 tapi koq masih terasa haus juga
terhadap ilmu. Itu karena ilmu yang ada pada dirinya sebenarnya barus sedikit
dari khazanah ilmu yang pernah disusun manusia, sedang disusun, dan apalagi
jika dibanding dengan ilmu di masa depan sampai haru kiamat nanti.
Contoh Ilmu-ilmu yang dapat dipelajari dan diterpkan
dalam hidup ini:
1)
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya
bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam
segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini,
ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi,
atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi
perawat.
2)
Ilmu (Bahasa Inggeris:Knowledge)merujuk
kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara, yang mana ia merupakan
kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara sedar. Pada umumnya, ilmu mempunyai
potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
Jadi menurut Saya secara
keseluruhan,Ilmu dan Pengetahuan itu adalah hal yang saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan.Pengetahuan berkembang selaras dengan perkembangan
Ilmu yang telah diperoleh dan dengan pengetahuan tersebut kita
mampu mengembangkan ilmu yang telah ada menjadi lebih baik dan berguna.Namun
ada beberapa hal yang menghambat berkembangnya pengetahuan,yaitu sifat
malas,sombong,iri hati,tidak sabaran,kurangnya ketekunan dalam mencapai
cita-cita,kurang focus dalam bidang yang digeluti,kurang mengenal prioritas
yang sebenarnya,mudah menyerah dan rasa ragu-ragu dalam bertindak dikarenakan
terlalu banyak berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Sumber
referensi :