Nyan Cat

Sunday, April 29, 2012

Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Anarkisme


Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Anarkisme

Anarkisme adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).
Menurut Saya,anarkisme adalah perwujudan dari ekspresi marah yang diluapkan dengan kekerasan dan pengerusakan terhadap objek-objek di sekitarnya diakibatkan perbedaan kepentingan antar dua atau lebih pihak tertentu terhadap suatu hal atau masalah sehingga menimbulkan pertentangan di antara mereka
Anarkisme terjadi karena adanya perbedaan kepentingan suatu pihak yang satu dengan pihak yang lain yang saling bertentangan dan tidak bisa diselesaikan dengan cara yang baik-baik.Sehingga bagi mereka satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah mereka adalah dengan adu kekerasan yang menimbulkan korban jiwa maupun materi.Hal itulah yang disebut anarkisme.
Kepentingan yang sering sekali menjadi landasan terjadinya anarkisme adalah kepentingan ekonomi.Ekonomi sering menjadi landasan utama karena ekonomi adalah bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat,sehingga setiap ada perubahan kebijakan yang menyangkut perekonomian suatu Negara,masyarakat pastilah yang mengalami dampaknya.Seperti saat berita kenaikan BBM tanggal 1 April,seluruh masyarakat di Indonesia berbondong-bondong melakukan demo hingga menimbulkan tindak anarkisme dan juga pengerusakan infrastruktur Negara.Selain itu juga akibat dari demo tersebut juga menyebabkan kemacetan jalanan pada daerah-daerah yang padat akan perusahaan dan pegawai yang akan bekerja melewati jalan tersebut sehingga sekali lagi dampak dari demo tersebut malah memperburuk keadaan perekonomian beberapa perusahaan yang pegawainya terjebak kemacetan akibat demo tersebut.
Tindakana anarkisme juga sering terjadi di kalangan siswa / mahasiswa.Tindakan yang dilakukan para pelajar tersebut lebih terkenal dengan sebutan tawuran.Alasan terjadinya tawuran tersebut sebenarnya sangatlah sepele,hanya untuk menunjukkan sekolah mana yang lebih baik atau yang sering terjadi sekarang karena sudah menjadi tradisi sekolah tersebut,budaya tawuran tersebut diturunkan dari seniornya kepada junior-juniornya sehingga mengakibatkan perselisihan antar sekolah yang tidak ada habisnya.
Beberapa penyebab munculnya anarkisme antara lain sebagai berikut :
1.    Faktor Internal
Salah satu faktor yang amat mempengaruhi peubahan karakter masyarakat yang cenderung anarkis yakni faktor dari dalam masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini anarkisme sebenarnya tidak murni hasil sumbangan budaya barat yang tidak mengenal sopan santun, namun juga sebenarnya telah berkembang dimasyarakat kita sejak zaman kerajaan atau pra-kolonial. Kita dapat mengambil contoh perang suku di Papua yang disinyalir menjadi ritual wajib dalam kebudayaan masyarakat sana. Adapun secara kultural, kita dapat mengkaji bahwa, anarkisme awalnya terbentuk dari sebuah gesekan antar suku, namun seiring dengan pola kultural yang berlaku di masyarakat papua tersebut, hal itu telah menjadi sebuah kebiasaan yang terus menerus dilakukan yang akhirnya menciptakan sebuah budaya baru. Yakni budaya kekerasan yang terjadi di kalangan masyarakat papua. Dari contoh tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa budaya kekerasan sendiri sebenarnya telah dimiliki oleh masyarakat kita sebagai sisi lain dari budaya ramah tamah yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia pada umunya.

2.    Faktor eksternal
Globalisiasi. Sebuah kata kunci untuk mengambarkan bagaimana sebenarnya pergerseran budaya menjadi faktor eksternal dari perilaku anarkis yang selama ini terjadi. Faktor internal telah menjadi fondasi dasar atas perilaku anarkis yang berkembang di masyarakat. Disamping itu, globalisasi telah menyusupkan sebuah virus negatif sebagai sisi lain dari kemajuan zaman yang ia gaungkan. Dalam hal ini, budaya barat sebenarnya tidak murni mengharapkan terjadinya pergeseran budaya dimasyarakat kita. Namun proses filterisasi atau pemaknaan yang salah atas budaya barat yang masuk ke budaya kita menyebabkan terjadinya akulturasi yang tidak sempurna, bahkan menjurus negatif. Sebagai contoh ketika budaya sosialisme yang disalah artikan oleh lenin menjadi sebuah komunisme-leninisme. Dalam hal tersebut, sebenarnya sosialisme yang digambarkan oleh marx adalah sebuah kesetaraan sosial. Namun oleh lenin diubah sebagai cara untuk menyetarakan masyarakat dengan jalan apapun, termasuk anarkisme. Dalam kaitannya dengan masyarakat kita, hal tersebut juga terjadi dalam proses akulurasi budaya barat dengan budaya kita. Kebanyakan masyarakat hanya mengambil kesimpulan dangkal atas suatu paham dari budaya barat, tanpa menyaring budaya tersebut agar dapat sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat kita.

Dari kedua faktor tersebut dapat kita simpulkan bahwa anarkisme yang terjadi dimasyarakat kita saat ini didasari oleh budaya kekerasan yang ada didalam masyarakat kita dan kemudian dipelrngkap oleh pergeseran budaya oleh karena proses akuluturasi yang tidak sempurna atau dapat dikatakan sebagai efek negatif dari globalisasi. Dengan menanamkan kembali nilai-nilai ketimuran dari budaya kita semenjak usia dini (masa sekolah), sekiranya dapat mengurangi sedkit demi sedikit budaya kekerasan yang terjadi dimasyarakat kita saat ini. Selain itu pentingnya pengawasan dalam proses akulurasi budaya barat, misal dalam dunia penyiaran, KPI berhak menseleksi tayangan dari luar yang tepat bagi masyarakat kita sebagai langkah filterisasi budaya barat agar tercipta akuluturasi yang positif. Jika kedua hal tersebut dapat direalisasikan, maka secara bertahap anarkisme akan berkurang dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Referensi:

No comments:

Post a Comment