Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Anarkisme
Anarkisme adalah suatu paham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya
adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan,
oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.
Secara spesifik pada sektor ekonomi,
politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa
aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam
wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun
privat).
Menurut Saya,anarkisme adalah perwujudan
dari ekspresi marah yang diluapkan dengan kekerasan dan pengerusakan terhadap
objek-objek di sekitarnya diakibatkan perbedaan kepentingan antar dua atau
lebih pihak tertentu terhadap suatu hal atau masalah sehingga menimbulkan
pertentangan di antara mereka
Anarkisme terjadi karena adanya
perbedaan kepentingan suatu pihak yang satu dengan pihak yang lain yang saling
bertentangan dan tidak bisa diselesaikan dengan cara yang baik-baik.Sehingga
bagi mereka satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah mereka adalah dengan
adu kekerasan yang menimbulkan korban jiwa maupun materi.Hal itulah yang
disebut anarkisme.
Kepentingan yang sering sekali menjadi landasan
terjadinya anarkisme adalah kepentingan ekonomi.Ekonomi sering menjadi landasan
utama karena ekonomi adalah bagian terpenting dalam kehidupan
bermasyarakat,sehingga setiap ada perubahan kebijakan yang menyangkut
perekonomian suatu Negara,masyarakat pastilah yang mengalami dampaknya.Seperti
saat berita kenaikan BBM tanggal 1 April,seluruh masyarakat di Indonesia
berbondong-bondong melakukan demo hingga menimbulkan tindak anarkisme dan juga
pengerusakan infrastruktur Negara.Selain itu juga akibat dari demo tersebut
juga menyebabkan kemacetan jalanan pada daerah-daerah yang padat akan perusahaan
dan pegawai yang akan bekerja melewati jalan tersebut sehingga sekali lagi
dampak dari demo tersebut malah memperburuk keadaan perekonomian beberapa perusahaan
yang pegawainya terjebak kemacetan akibat demo tersebut.
Tindakana anarkisme juga sering terjadi
di kalangan siswa / mahasiswa.Tindakan yang dilakukan para pelajar tersebut
lebih terkenal dengan sebutan tawuran.Alasan terjadinya tawuran tersebut sebenarnya
sangatlah sepele,hanya untuk menunjukkan sekolah mana yang lebih baik atau yang
sering terjadi sekarang karena sudah menjadi tradisi sekolah tersebut,budaya
tawuran tersebut diturunkan dari seniornya kepada junior-juniornya sehingga
mengakibatkan perselisihan antar sekolah yang tidak ada habisnya.
Beberapa penyebab munculnya anarkisme
antara lain sebagai berikut :
1.
Faktor
Internal
Salah satu faktor yang amat
mempengaruhi peubahan karakter masyarakat yang cenderung anarkis yakni faktor
dari dalam masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini anarkisme sebenarnya tidak
murni hasil sumbangan budaya barat yang tidak mengenal sopan santun, namun juga
sebenarnya telah berkembang dimasyarakat kita sejak zaman kerajaan atau
pra-kolonial. Kita dapat mengambil contoh perang suku di Papua yang disinyalir
menjadi ritual wajib dalam kebudayaan masyarakat sana. Adapun secara kultural,
kita dapat mengkaji bahwa, anarkisme awalnya terbentuk dari sebuah gesekan
antar suku, namun seiring dengan pola kultural yang berlaku di masyarakat papua
tersebut, hal itu telah menjadi sebuah kebiasaan yang terus menerus dilakukan
yang akhirnya menciptakan sebuah budaya baru. Yakni budaya kekerasan yang
terjadi di kalangan masyarakat papua. Dari contoh tersebut kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa budaya kekerasan sendiri sebenarnya telah dimiliki oleh
masyarakat kita sebagai sisi lain dari budaya ramah tamah yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia pada umunya.
2.
Faktor
eksternal
Globalisiasi. Sebuah kata kunci untuk
mengambarkan bagaimana sebenarnya pergerseran budaya menjadi faktor eksternal
dari perilaku anarkis yang selama ini terjadi. Faktor internal telah menjadi fondasi
dasar atas perilaku anarkis yang berkembang di masyarakat. Disamping itu,
globalisasi telah menyusupkan sebuah virus negatif sebagai sisi lain dari
kemajuan zaman yang ia gaungkan. Dalam hal ini, budaya barat sebenarnya tidak
murni mengharapkan terjadinya pergeseran budaya dimasyarakat kita. Namun proses
filterisasi atau pemaknaan yang salah atas budaya barat yang masuk ke budaya
kita menyebabkan terjadinya akulturasi yang tidak sempurna, bahkan menjurus
negatif. Sebagai contoh ketika budaya sosialisme yang disalah artikan oleh
lenin menjadi sebuah komunisme-leninisme. Dalam hal tersebut, sebenarnya
sosialisme yang digambarkan oleh marx adalah sebuah kesetaraan sosial. Namun
oleh lenin diubah sebagai cara untuk menyetarakan masyarakat dengan jalan apapun,
termasuk anarkisme. Dalam kaitannya dengan masyarakat kita, hal tersebut juga
terjadi dalam proses akulurasi budaya barat dengan budaya kita. Kebanyakan
masyarakat hanya mengambil kesimpulan dangkal atas suatu paham dari budaya
barat, tanpa menyaring budaya tersebut agar dapat sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat kita.
Dari kedua faktor tersebut dapat kita
simpulkan bahwa anarkisme yang terjadi dimasyarakat kita saat ini didasari oleh
budaya kekerasan yang ada didalam masyarakat kita dan kemudian dipelrngkap oleh
pergeseran budaya oleh karena proses akuluturasi yang tidak sempurna atau dapat
dikatakan sebagai efek negatif dari globalisasi. Dengan menanamkan kembali
nilai-nilai ketimuran dari budaya kita semenjak usia dini (masa sekolah), sekiranya
dapat mengurangi sedkit demi sedikit budaya kekerasan yang terjadi dimasyarakat
kita saat ini. Selain itu pentingnya pengawasan dalam proses akulurasi budaya
barat, misal dalam dunia penyiaran, KPI berhak menseleksi tayangan dari luar
yang tepat bagi masyarakat kita sebagai langkah filterisasi budaya barat agar
tercipta akuluturasi yang positif. Jika kedua hal tersebut dapat
direalisasikan, maka secara bertahap anarkisme akan berkurang dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
Referensi: